Memprihatinkan! Bocah Hidrocefallus di Padang Pariaman Butuh Uluran Tangan Dermawan, Kondisinya Kian Menurun

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +



HALONUSA.COM – Seorang bocah penderita pembesaran kepala atau hidrocefallus di Kanagarian Pauh Kamba, Kabupaten Padang Pariaman hidup dalam kondisi yang memprihatinkan.

Bocah 13 tahun itu kondisi tubuhnya kurus hanya tinggal kulit pembalut tulang. Orang tua bocah tak punya biaya untuk mengobati anaknya.

Rumah sederhana ini adalah rumah milik orang tua Afwandri, penderita hidrocefallus di Jorong Kampung Kandang, Nagari Pauh Kamba, Kabupaten Padang Pariaman.

Meski telah berusia 13 tahun, Wandri hanya bisa berbaring di tempat tidur akibat penyakit hidrocefallus yang dideritanya.

Semua keperluan harus dibantu orang tuanya yang selalu sabar merawat. Sejak lahir, Wandri sudah dicurigai memiliki kelainan.

Saat umurnya 6 bulan, Wandri dibawa orang tuanya berobat ke dokter untuk mengetahui penyakit anak sulungnya ityu.

Saat itu, dokter mendiagnosa ada cairan diotaknya sehingga pertumbuhannya terganggu.

Kini penyakitnya itu sudah semakin mengkhawatirkan. Namun kedua orang tuanya yang tak memiliki pekerjaan tetap tak bisa berbuat banyak.

Ayah Wandri pernah mendaftarkan kartu BPJS mandiri demi untuk mengobati anaknya. Berbekal kartu BPJS itu, Wandri dibawa berobat secara rutin.

Meskipun sudah berulang kali dibawa berobat namun penyakitnya tak kunjung sembuh waktu.

“Dia kecil sering demam, kenjang, pas dibawa ke dokter spesialis anak dan diukur kepalanya. Kata dokter belum melewati batas. Makanya disuruh ronsen ke rumah sakit,” katanya ibu Wandri, Afrini, Rabu, 24 Januari 2024.

Saat keluar hasil CT Scan, kata Afrini,  dokter menyebutkan bahwa ada cairan di otaknya. Itu yang membuat perkembangannya tidak normal.

“Dari kecilnya dia enggak seperti bayi umumnya gitu kan,” katanya.

Kini kondisi kesehatan Wandri semakin menurun. Selain hidrocefallus, dokter juga mendiagnosanya menderita gangguan fungsi hati dan TBC orang.

Orang tau Wandiri berharap, anaknya sembuh agar bisa hidup normal seperti bocah seusianya. (*)

Share.