Festival Tepi Ayer di Tanah Datar, Cara Merawat Bumi dan Kebudayaan Masyarakat Tepian Danau

Google+ Pinterest LinkedIn Tumblr +



HALONUSA.COM – Tepi Ayer adalah festival pariwisata berbasis lingkungan (ekologi) yang digagas dan diinisiasi oleh Lembaga Nuraga Budaya.

Diproses secara kolektif dan kolaboratif oleh berbagai komunitas dari kabupaten/kota di Sumatra Barat, dan bersinergi dengan masyarakat Nagari Batu Taba, Kecamatan Batipuh Selatan, Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).

Hal itu disampaikan Direktur & Kurator Tepi Ayer, Dedi Novaldi, S.Sn., M.A dalam keterangan tertulisnya yang diterima Halonusa.com, Senin, 24 Juli 2023.

Dedi menjelaskan, selain sebagai suatu peristiwa perayaan bersama, festival ini secara prinsip merupakan instrument atau alat untuk mencapai berbagai tujuan lintas sektoral, khususnya untuk memberikan ruang penyadaran dan edukasi untuk semua stakeholder yang terlibat, khususnya masyarakat tepian danau, agar mengampanyekan gerakan hidup bersih dan sehat, menjaga kelestarian lingkungan, merawat bumi, demi kelangsungan ekosistem yang seimbang untuk kehidupan manusia.

Dedi memaparkan, kata Ayer berarti ‘Air’. Seorang antropolog Prancis bernama Ernest-Théodore Hamy dalam karyanya yang diterbitkan pada tahun 1885 berjudul “Revue D’ Ethnographie”, menyebutkan bahwa kata “Air” dalam bahasa melayu kuno juga dikenal dengan sebutan “Ayer”. Retno Purwanti (2019) dalam karya berjudul “Bahasa Austronesia Dari Sumatera”, mengemukakan bahwa akar dari bahasa melayu kuno berasal dari rumpun bahasa Austronesia yang mulai berkembang di Sumatera setidaknya sejak 3500 tahun yang lalu. Satu diantara suku kata yang banyak ditemukan pengembangan variannya adalah kata air, dan kata ini juga ditemukan dalam beberapa prasasti berbahasa melayu kuno, diantaranya prasasti Kedukan Bukit (682 M).

“Dikemas dalam bentuk festival, sehingga tidak hanya mengampanyekan gerakan merawat bumi beserta isinya, tetapi juga merawat kebudayaan masyarakat tepian danau dengan berbagai aktifitas dan produk kebudayaan yang dimilikinya,” jelasnya.

Lebih lanjut, kata Dedi, berbagai bentuk kegiatan akan dihadirkan dalam festival ini. Antara lain, Pameran Teknologi Tradisional, Atraksi Mamasak Samba, Barandam Mancari Pensi, Atraksi Manjalo Ikan, Workshop Batik Ecoprint, Pagelaran Seni, Atraksi Budaya, Pacu Biduak (sampan) dan Bazar UMKM. 

TEPI AYER didukung oleh Platform Indonesiana, KEMENDIKBUD RISTEK melalui Direktorat Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan (PTLK) bersama Bidang Kebudayaan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat. (*)

Share.